Bikin domain kamu otomatis ke website yang kamu mau.

Bikin domain kamu otomatis ke website yang kamu mau.
Photo by Ian Schneider/Unsplash

Pernah nggak sih kamu punya beberapa nama domain, tapi website-nya cuma satu? Atau mungkin kamu baru aja ganti nama domain website kamu yang lama, tapi nggak mau pengunjung yang pakai alamat lama jadi nyasar alias nggak nemu website baru kamu? Nah, kalau iya, berarti kamu butuh banget yang namanya domain redirection atau pengalihan domain.

Gampangnya gini, redirection itu kayak kamu punya beberapa nomor telepon yang berbeda, tapi semuanya kalau ditelepon, bakal nyambung ke satu ponsel utama kamu. Jadi, orang bisa hubungi kamu pakai nomor mana pun yang mereka tahu, tapi kamu cuma perlu angkat di satu ponsel aja. Di dunia internet, redirection ini fungsinya persis kayak gitu. Kamu punya beberapa nama domain (misalnya namalama.com, namabaru.com, namamu.net), tapi semua traffic atau pengunjung yang mengakses domain-domain itu bakal otomatis diarahkan ke satu website utama kamu (misalnya websiteutama.com).

Kenapa sih kok penting banget ngerti cara bikin domain otomatis ngarah ke website yang kamu mau? Ada banyak alasannya, guys. Pertama, ini soal kenyamanan pengguna. Bayangin kalau kamu ganti domain, terus teman-teman atau pelanggan lama kamu nggak tahu alamat baru, pasti mereka bingung dan akhirnya nyerah nyariin website kamu. Dengan redirection, mereka ketik domain lama, eh tau-tau langsung nyampe di website baru kamu. Mereka seneng, kamu pun nggak kehilangan traffic atau calon pembeli.

Kedua, ini penting banget buat SEO (Search Engine Optimization). Google dan mesin pencari lainnya itu suka kejelasan. Kalau kamu pindah domain atau punya beberapa domain yang ngarah ke satu konten yang sama tanpa redirection yang benar, Google bisa bingung mana domain yang asli, mana yang palsu. Ini bisa bikin peringkat website kamu di hasil pencarian jadi turun drastis. Dengan redirection yang tepat, terutama redirection permanen (kode 301, nanti kita bahas), kamu kasih tahu Google kalau "Hei, konten di domain lama itu sekarang udah pindah ke domain baru ini loh, dan ini pindah permanen!". Ini penting banget buat mempertahankan "nilai" SEO dari domain lama ke domain baru.

Ketiga, kadang kita punya domain yang mirip-mirip buat mencegah orang lain memakainya, atau buat jaga-jaga kalau ada yang salah ketik. Misalnya, domain utama kamu namaku.com. Mungkin kamu beli juga namakku.com (typo), namaku.co.id, atau namakudotcom.com. Nah, domain-domain "cadangan" ini bisa kamu redirect ke namaku.com utama kamu. Jadi, kalau ada yang salah ketik atau nyari pakai ekstensi lain, mereka tetap nyampe di website utama kamu. Praktis kan?

Oke, sekarang gimana caranya bikin domain kamu otomatis ngarah ke website yang kamu mau? Ada beberapa metode nih, dan masing-masing punya kelebihan dan kekurangan serta waktu penggunaan yang pas. Yuk, kita bedah satu-satu.

1. 301 Redirect (Permanent Redirect)

Ini dia raja-nya redirection kalau kamu mau pindah domain secara permanen atau punya beberapa domain yang memang secara permanen akan selalu mengarah ke satu website utama. Kode "301" ini adalah kode status HTTP yang ngasih tau browser dan mesin pencari kalau halaman atau domain yang diakses itu permanen pindah ke alamat baru.

Kenapa 301 ini penting buat SEO? Karena dengan ngasih tahu kalau pindahnya permanen, mesin pencari kayak Google bakal nurunin "nilai" atau "otoritas" SEO dari alamat lama ke alamat baru. Ibaratnya, Google ngerti nih kalau "kekuatan" domain lama itu sekarang pindah ke domain baru. Jadi, peringkat yang udah kamu bangun di domain lama nggak hilang gitu aja, tapi "diwariskan" sebagian besar ke domain baru. Mantap kan?

Kapan pakai 301?

  • Saat kamu benar-benar ganti nama domain website kamu.
  • Saat kamu punya beberapa domain yang mau kamu arahin ke satu website utama (ini yang paling sering buat kasus punya banyak domain).
  • Saat kamu mau maksa pengunjung pakai versi www atau tanpa www dari domain kamu (misal, dari namaku.com ke www.namaku.com atau sebaliknya).
  • Saat kamu mau mengalihkan URL lama ke URL baru setelah restrukturisasi website.

Gimana cara bikin 301 Redirect? Ini metode yang paling umum:

  • Lewat Control Panel Hosting (cPanel, Plesk, dll.):

Ini cara paling gampang buat yang awam sama koding atau file server. Mayoritas provider hosting pasti nyediain fitur ini di control panel mereka. - Login ke control panel hosting kamu (misal cPanel). - Cari bagian yang namanya "Domains" atau "Site Management". - Di situ biasanya ada menu "Redirects". Klik aja. - Kamu bakal diminta milih tipe redirection (pilih 301 Permanent). - Pilih domain mana yang mau kamu redirect (kalau kamu punya banyak domain di satu hosting). Atau kamu bisa pilih "All Public Domains" kalau mau mengalihkan semua domain yang mengarah ke akun hosting ini. - Masukkan path atau folder spesifik yang mau kamu redirect (kalau kamu mau redirect halaman tertentu aja), atau biarkan kosong kalau mau redirect seluruh domain. - Masukkan URL tujuan (website yang kamu mau domain ini arahkan ke sana). Pastikan pakai http:// atau https://. - Ada pilihan "Redirect with or without www." Pilih sesuai kebutuhan. Umumnya pilih "Redirect with or without www." supaya mau diakses pakai www atau nggak, tetep jalan. - Ada juga pilihan "Wildcard Redirect". Kalau ini dicentang, artinya semua halaman di domain lama (misal domainlama.com/halaman-apa-aja) bakal diarahin ke domain tujuan dengan path yang sama (misal domainbaru.com/halaman-apa-aja). Kalau nggak dicentang, cuma domain utama (domainlama.com) yang diarahin ke domain tujuan (domainbaru.com), sementara halaman spesifik (domainlama.com/halaman-apa-aja) nggak otomatis diarahin ke domainbaru.com/halaman-apa-aja, tapi ke domainbaru.com. Buat kasus ngarahin banyak domain ke satu website utama, biasanya centang "Wildcard Redirect" ini paling praktis, tapi pastikan memang itu yang kamu mau. - Klik "Add Redirect" atau "Create". Selesai! Sekarang coba akses domain yang kamu redirect, harusnya otomatis ngarah ke domain tujuan.

  • Lewat File .htaccess (Untuk Server Apache):

Ini cara yang lebih fleksibel tapi butuh sedikit ngerti soal file server. File .htaccess ini kayak file konfigurasi di folder root website kamu (folder public_html atau www). Cara ini cuma bisa buat server web jenis Apache, yang paling umum dipakai hosting-hosting. - Akses file manager di control panel hosting kamu atau pakai FTP/SFTP software (misal FileZilla). - Cari file .htaccess di folder root website kamu (biasanya di public_html). Kalau nggak ada, bikin file baru dengan nama .htaccess (jangan lupa titik di depannya). - Edit file .htaccess itu. PENTING: Sebelum edit, backup dulu file aslinya kalau udah ada isinya, buat jaga-jaga kalau ada yang salah. - Masukkan kode redirection di baris paling atas file tersebut. - Contoh kode untuk redirect satu domain ke domain lain secara permanen (misal domainlama.com ke domainbaru.com):

apacheconf
      RewriteEngine On
      RewriteCond %{HTTP_HOST} ^domainlama\.com$ [NC,OR]
      RewriteCond %{HTTP_HOST} ^www\.domainlama\.com$ [NC]
      RewriteRule ^(.*)$ http://domainbaru.com/$1 [L,R=301]

Penjelasan kodenya: RewriteEngine On: Menyalakan module mod_rewrite di Apache yang dibutuhkan untuk redirection ini. RewriteCond %{HTTP_HOST} ^domainlama\.com$ [NC,OR]: Ini kondisi pertama, kalau domain yang diakses adalah domainlama.com. [NC] artinya case-insensitive (gak peduli huruf besar/kecil). [OR] artinya pakai kondisi ATAU dengan baris berikutnya. RewriteCond %{HTTP_HOST} ^www\.domainlama\.com$ [NC]: Ini kondisi kedua, kalau domain yang diakses adalah www.domainlama.com. RewriteRule ^(.)$ http://domainbaru.com/$1 [L,R=301]: Ini aturannya. Kalau salah satu kondisi di atas terpenuhi, lakukan redirection. ^(.)$ artinya ambil semua path atau query string setelah domain. http://domainbaru.com/$1 artinya arahkan ke http://domainbaru.com/ dan tambahkan path/query string yang tadi diambil ($1). [L] artinya ini aturan terakhir (stop processing). [R=301] artinya lakukan redirection dengan kode 301 (permanen).

- Contoh kode untuk redirect semua domain yang mengarah ke hosting ini ke satu domain utama (misal websiteutama.com), kecuali domain websiteutama.com itu sendiri:

apacheconf
      RewriteEngine On
      RewriteCond %{HTTP_HOST} !^websiteutama\.com$ [NC]
      RewriteCond %{HTTP_HOST} !^www\.websiteutama\.com$ [NC]
      RewriteRule ^(.*)$ http://websiteutama.com/$1 [L,R=301]

Penjelasan kodenya: RewriteCond %{HTTP_HOST} !^websiteutama\.com$ [NC]: Kondisi: kalau domain yang diakses bukan websiteutama.com (! artinya NOT). RewriteCond %{HTTP_HOST} !^www\.websiteutama\.com$ [NC]: Kondisi: kalau domain yang diakses bukan www.websiteutama.com. RewriteRule ^(.*)$ http://websiteutama.com/$1 [L,R=301]: Aturan: kalau domain yang diakses bukan websiteutama.com atau www.websiteutama.com, arahkan ke http://websiteutama.com/ dengan 301 redirect, sambil bawa path/query string-nya.

- Contoh kode untuk redirect dari versi non-www ke www:

apacheconf
      RewriteEngine On
      RewriteCond %{HTTP_HOST} ^domainanda\.com$ [NC]
      RewriteRule ^(.*)$ http://www.domainanda.com/$1 [L,R=301]

- Contoh kode untuk redirect dari versi www ke non-www:

apacheconf
      RewriteEngine On
      RewriteCond %{HTTP_HOST} ^www\.domainanda\.com$ [NC]
      RewriteRule ^(.*)$ http://domainanda.com/$1 [L,R=301]

- Setelah menambahkan kode, simpan file .htaccess. Coba akses domain lama kamu, harusnya sekarang otomatis ke domain baru dengan 301 redirect.

  • Lewat Server Nginx:

Kalau server hosting kamu pakai Nginx (bukan Apache), kamu nggak pakai file .htaccess. Konfigurasi redirection dilakukan di file konfigurasi Nginx, biasanya di dalam blok server. Ini butuh akses dan sedikit ngerti konfigurasi Nginx, jadi mungkin perlu minta bantuan provider hosting kalau kamu nggak familiar. Contoh konfigurasi 301 redirect dari domainlama.com ke domainbaru.com di Nginx:

nginx
    server {
        listen 80;
        server_name domainlama.com www.domainlama.com;
        return 301 http://domainbaru.com$request_uri;
    }

Ini akan me-redirect semua request ke domainlama.com dan www.domainlama.com ke http://domainbaru.com/ sambil membawa path request aslinya ($request_uri) dengan status 301.

2. 302 Redirect (Found / Temporary Redirect)

Berbeda dengan 301, 302 redirect ngasih tahu kalau halaman atau domain itu pindah, tapi sementara aja. Kode status HTTP-nya "302 Found".

Kapan pakai 302?

  • Saat kamu lagi maintenance website dan ngarahin pengunjung ke halaman "Under Maintenance".
  • Saat kamu lagi A/B testing URL atau halaman baru.
  • Saat kamu mau ngarahin pengunjung ke halaman promosi sementara.
  • Pokoknya, kalau pindahnya nggak permanen dan kamu berencana balikin lagi ke URL lama.

Penting: Jangan pakai 302 kalau niatnya permanen, karena mesin pencari (terutama Google) cenderung nggak akan nurunin "nilai" SEO dari URL lama ke URL baru kalau pakai 302. Mereka nganggap URL lama itu masih ada dan bakal balik lagi.

Cara bikin 302 redirect mirip sama 301, tinggal ganti kodenya aja. Lewat Control Panel Hosting: Pilih tipe redirection* yang "302 Temporary".

  • Lewat .htaccess (Apache): Ganti [L,R=301] jadi [L,R=302].
  • Lewat Nginx: Ganti return 301 jadi return 302.

3. Meta Refresh

Ini metode redirection yang dilakukan di dalam kode HTML halaman itu sendiri, tepatnya di dalam tag . Kodenya kayak gini:

html

Angka "0" di situ artinya halaman akan refresh dan pindah seketika setelah dimuat. Kamu bisa ganti angka itu jadi berapa detik halaman akan menunggu sebelum pindah.

Kapan pakai Meta Refresh? Sejujurnya, metode ini tidak direkomendasikan, terutama buat redirection domain atau halaman penting. Kenapa?

  • Pengalaman pengguna (user experience) jelek. Browser harus memuat halaman lama dulu baru kemudian dialihkan, kadang terasa lambat atau bikin bingung.
  • Tidak SEO-friendly. Mesin pencari kadang memperlakukan meta refresh sebagai 302 (sementara), atau bahkan mengabaikannya kalau waktu tunggunya terlalu singkat. Mereka juga nggak sebaik 301 dalam meneruskan "nilai" SEO.
  • Browser kadang memblokir atau mengabaikannya kalau dianggap mencurigakan.

Jadi, kalau bisa, hindari meta refresh. Ada cara yang jauh lebih baik pakai 301 atau 302.

4. JavaScript Redirect

Mirip Meta Refresh, ini juga dilakukan di sisi klien (di browser pengguna) pakai kode JavaScript. Contohnya:

javascript
window.location.href = "http://domainbaru.com/";

atau

javascript
window.location.replace("http://domainbaru.com/");

Metode replace sedikit lebih baik karena nggak nyimpen URL lama di history browser.

Kapan pakai JavaScript Redirect? Juga tidak direkomendasikan buat redirection utama atau yang penting buat SEO. Kenapa? Bergantung pada JavaScript. Kalau pengunjung nonaktifin JavaScript di browser mereka, redirection*-nya nggak jalan.

  • SEO-nya kurang optimal. Mesin pencari modern memang bisa eksekusi JavaScript, tapi tetap nggak seefektif 301 redirect di sisi server buat urusan meneruskan "nilai" SEO. Google mungkin bisa ngerti, tapi mesin pencari lain belum tentu.
  • Bisa terasa lambat karena script-nya harus dijalankan dulu.

Sama seperti Meta Refresh, pakai JavaScript Redirect cuma kalau memang nggak ada pilihan lain, misalnya kamu nggak punya akses ke konfigurasi server atau .htaccess, dan itu pun buat redirection yang nggak krusial buat SEO.

5. Redirect di Tingkat Domain Registrar (Domain Forwarding)

Ini cara paling simpel kalau kamu cuma punya nama domain dan belum ada hostingnya, atau kalau kamu mau ngarahin domain kamu ke website orang lain (misalnya ke halaman profil kamu di platform lain, atau ke toko online kamu di marketplace). Kebanyakan penyedia domain (registrar) punya fitur "Domain Forwarding" atau "Domain Redirection" di panel manajemen domain mereka.

Cara ini paling gampang:

  • Login ke akun registrar domain kamu (misal Namecheap, Godaddy, Niagahoster, dll.).
  • Cari domain yang mau kamu redirect.
  • Cari menu "Domain Forwarding" atau "Redirects".
  • Masukkan URL tujuan yang kamu mau (misal http://websiteutama.com).
  • Pilih tipe redirection (biasanya ada pilihan Permanent 301 atau Temporary 302). Pilih 301 kalau niatnya permanen.
  • Ada juga pilihan "Forward with masking" atau "Forward without masking". "Without masking" artinya URL di address bar browser akan berubah jadi URL tujuan. "With masking" artinya URL di address bar tetap URL domain yang lama, tapi isinya konten dari URL tujuan (ini pakai iframe, tidak direkomendasikan buat SEO dan user experience). Pilih "Without masking" atau tipe 301/302 biasa.
  • Simpan pengaturannya.

Kelebihan cara ini: Super gampang, nggak butuh skill teknis soal hosting atau server. Kekurangan cara ini: Opsi konfigurasinya sangat terbatas. Kamu cuma bisa redirect seluruh domain ke domain lain. Nggak bisa redirect* per halaman atau pakai aturan yang kompleks kayak di .htaccess.

  • Kamu nggak bisa pakai fitur hosting di domain yang di-forward ini (misal email dengan domain itu).

Kadang proses redirection-nya nggak secepat atau sebersih redirection* di tingkat server.

Buat ngarahin beberapa domain cadangan ke website utama yang udah ada hostingnya, cara di control panel hosting atau .htaccess biasanya lebih fleksibel dan direkomendasikan. Tapi kalau cuma mau ngarahin domain "kosong" ke URL lain, forwarding di registrar ini paling cepet.

Setelah Setup, Gimana Cara Pastiin Redirection-nya Jalan dan Benar?

Penting banget buat ngecek setelah kamu setup redirection. Jangan cuma buka di browser kamu sekali, karena browser bisa aja nyimpen cache redirection lama.

Cara ngecek yang benar:

  1. Buka browser baru atau gunakan mode incognito/private browsing untuk menghindari cache. Akses domain atau URL lama yang kamu redirect. Pastiin dia beneran ngarah ke URL tujuan.
  2. Gunakan online HTTP status checker. Cari aja di Google "HTTP status checker". Masukkan domain atau URL lama kamu di situ. Alat ini bakal ngasih tahu kode status HTTP yang dikirim (apakah 301, 302, atau mungkin 200 OK kalau redirection-nya nggak jalan). Pastiin kodenya 301 kalau niatnya permanen.
  3. Kalau kamu pindah domain permanen, cek di Google Search Console (kalau website kamu udah terdaftar). Google punya fitur "Change of Address" yang bisa kamu pakai buat ngasih tahu Google secara resmi kalau website kamu pindah domain. Ini ngebantu Google proses perubahan itu lebih cepat.
  4. Update sitemap website kamu di Google Search Console kalau ada perubahan struktur URL yang signifikan.

Tips Penting Tambahan:

Konsisten: Kalau udah mutusin pakai www atau tanpa www, konsisten pakai itu di semua link internal dan redirection. Pilih salah satu dan redirect* versi yang lain ke versi yang kamu pilih pakai 301. Redirect HTTPS: Pastiin redirection kamu juga ngurusin masalah HTTPS. Kalau website tujuan pakai HTTPS, redirect domain lama juga ke versi HTTPS-nya. Idealnya, semua domain yang kamu punya harusnya udah pakai sertifikat SSL (HTTPS) biar aman dan disukai Google. Jadi, redirect* dari http://domainlama.com dan http://www.domainlama.com ke https://domainbaru.com atau https://www.domainbaru.com (sesuai yang kamu pilih). Redirect Halaman Spesifik: Kalau kamu pindah website dan ada perubahan struktur URL, usahain redirect halaman-halaman penting dari URL lama ke URL baru yang paling relevan pakai 301. Jangan cuma redirect semua halaman lama ke homepage baru. Misalnya, artikel lama tentang "Cara Bikin Kopi" di domainlama.com/artikel/kopi-enak harusnya di-redirect* ke artikel baru tentang kopi di domainbaru.com/blog/resep-kopi-terbaru, bukan cuma ke domainbaru.com. Ini penting banget buat SEO dan pengalaman pengguna. Minimalisir Rantai Redirect: Hindari redirection berantai (misal Domain A -> Domain B -> Domain C). Tiap "lompatan" itu butuh waktu dan bisa sedikit ngurangin "nilai" SEO yang diteruskan. Usahakan redirect* langsung dari domain lama ke domain tujuan akhir (Domain A -> Domain C).

Menguasai cara redirection domain ini penting banget buat siapa pun yang serius ngelola website, entah itu buat bisnis, blog pribadi, atau portofolio online. Ini kunci buat memastikan pengunjung nggak nyasar, "nilai" SEO yang udah dibangun tetap terjaga saat ada perubahan, dan managing beberapa domain jadi lebih efisien.

Membuat domain otomatis mengarah ke website yang kamu inginkan itu bukan sekadar trik teknis, tapi langkah fundamental dalam manajemen aset digital kamu. Dengan memahami tipe-tipe redirection dan cara mengimplementasikannya (terutama 301 redirect yang SEO-friendly), kamu udah selangkah lebih maju dalam menjaga website kamu tetap diakses, relevan, dan punya peringkat baik di mata mesin pencari. Jadi, jangan tunda lagi, cek pengaturan domain dan hosting kamu, dan pastikan semua redirection yang kamu butuhkan sudah terpasang dengan benar!