Cobain Deh Pake Hooks React Biar Code-mu Gampang Diatur
Eh, sini deh ngumpul bentar! Kamu lagi asyik ngoding React kan? Atau mungkin baru mulai belajar dan udah pusing lihat sana-sini kok kayaknya banyak cara beda buat bikin komponen yang ada state-nya? Nah, pas banget nih! Kita mau ngobrolin soal sesuatu yang bikin ngoding React jadi jauh lebih clean, lebih gampang diatur, dan pastinya bikin hidup developer lebih tenang. Yup, kita mau bahas tuntas soal React Hooks.
Dulu nih ya, sebelum ada Hooks (mulai React 16.8), kalau kamu mau bikin komponen yang punya state sendiri atau butuh ngelakuin sesuatu pas komponennya muncul/update/ilang (istilah kerennya lifecycle methods), mau gak mau kamu harus pakai yang namanya Class Components. Gak ada pilihan lain!
Nah, masalahnya, pakai Class Components ini kadang suka ribet. Ada this
yang suka bikin bingung, logika yang tadinya nyambung eh malah kepisah-pisah di beda-beda lifecycle methods (componentDidMount
, componentDidUpdate
, componentWillUnmount
). Belum lagi boilerplate-nya lumayan. Bikin komponen sederhana aja kadang kelihatannya kok panjang banget.
Nah, Hooks ini datang sebagai pahlawan super! Mereka ini fitur baru yang ngasih kita kemampuan buat pakai fitur-fitur React kayak state atau lifecycle methods tadi, tapi tanpa nulis class. Cukup pakai Function Components biasa aja. Hasilnya? Code kamu bakal kelihatan jauh lebih ringkas, gampang dibaca, dan yang paling penting, gampang di-maintenance.
Kenapa Harus Pake Hooks? (Alasan Biar Kamu Langsung 'Wow')
- Ngelola State Lebih Simpel: Udah gak zaman pusing sama
this.state
danthis.setState
. Pake Hooks, ngatur state lokal di komponen function jadi sleek banget. - Logika Jadi Lebih Rapi: Ini nih yang paling kerasa! Dulu, kalau kamu butuh ngelakuin sesuatu (misalnya: fetching data pas komponen muncul, update sesuatu pas ada perubahan state, dan clean up pas komponen ilang), logikanya itu nyebar di tiga tempat berbeda di Class Component. Pake Hooks, logika yang saling nyambung bisa kamu gabungin di satu tempat aja. Mantap kan?
- Mudah Share Logika Stateful: Punya logika stateful yang sama dipakai di beberapa komponen? Nah, Hooks bikin ini jadi super gampang lewat yang namanya Custom Hooks. Kamu bisa "ekstrak" logika itu jadi semacam "fungsi" terpisah dan pakai ulang di mana aja. Bye-bye render props atau higher-order components yang kadang bikin wrapper hell.
- Code Lebih Sedikit & Lebih Mudah Dibaca: Karena gak perlu boilerplate class, code kamu jadi lebih pendek. Gak ada lagi
constructor
,super()
, atau bingungthis
itu nunjuk ke mana. Cuma fungsi biasa. - Masa Depan React: Tim React sendiri nyaranin banget buat pakai Hooks di project-project baru. Meskipun Class Components gak bakal dihapus dalam waktu dekat, Hooks itu udah jadi standar baru.
Oke, udah cukup basa-basinya. Sekarang kita bedah satu per satu Hooks yang paling sering dipakai dan gimana cara pakainya. Siap? Gas!
Hooks Wajib Tau Buat Ngoding Sehari-hari
Ada beberapa Hooks bawaan dari React yang bakal jadi teman setia kamu. Ini yang paling basic dan paling sering nongol:
1. useState
: Ngatur State Lokal Component
Ini Hook paling dasar buat nambahin state di Function Components. Gimana cara pakainya?
javascript
import React, { useState } from 'react';function Counter() {
// Deklarasi state baru, namanya 'count'
// Inisial nilainya 0
const [count, setCount] = useState(0);return (
Jumlah klik: {count}
setCount(count + 1)}>
Tambah
);
}
Penjelasan singkat:
useState(0)
: Ini manggil HookuseState
. Argumen0
itu nilai awal (initial value) dari state kita.
Hasil dari useState
itu berupa array* yang isinya dua elemen: * Elemen pertama (count
): Ini variabel state-nya yang isinya nilai current state. Elemen kedua (setCount
): Ini sebuah fungsi yang bisa kita pakai buat update* nilai state. Kita pakai array destructuring* (const [count, setCount] = ...
) buat ngambil dua elemen itu dan ngasih nama yang enak dibaca. Kamu bebas namain variabel statenya apa aja (misalnya const [totalItems, setTotalItems] = useState(0)
), tapi konvensinya fungsi updatenya itu pakai nama state + "Set". Tiap kali kamu panggil setCount
dengan nilai baru, komponen Counter
ini bakal di-re-render* dengan nilai count
yang paling baru.
Gampang kan? Jauh lebih simpel daripada this.state
dan this.setState({...})
.
2. useEffect
: Ngurusin Side Effects
Dalam dunia React, side effects itu adalah segala sesuatu yang terjadi di luar alur render komponen. Contohnya: fetching data dari API, manipulasi DOM secara manual, nge-set timer, atau nge-subscribe ke event eksternal. Nah, useEffect
ini Hook yang tugasnya ngurusin hal-hal kayak gitu.
Dulu, kerjaan useEffect
ini dipegang sama lifecycle methods di Class Components kayak componentDidMount
, componentDidUpdate
, dan componentWillUnmount
. Pakai useEffect
, semua itu bisa dikumpulin jadi satu atau beberapa panggilan useEffect
.
Contoh paling umum: fetching data pas komponen pertama kali muncul.
javascript
import React, { useState, useEffect } from 'react';function DataFetcher() {
const [data, setData] = useState(null);
const [loading, setLoading] = useState(true);
const [error, setError] = useState(null);// Ini nih useEffect-nya!
useEffect(() => {
// Ini fungsi side effect yang mau kita jalanin
fetch('https://swapi.dev/api/people/1/') // Contoh fetch data dari Star Wars API
.then(response => {
if (!response.ok) {
throw new Error(HTTP error! status: ${response.status});
}
return response.json();
})
.then(data => {
setData(data);
setLoading(false);
})
.catch(error => {
setError(error);
setLoading(false);
});// Optional: Fungsi cleanup
// Ini dijalankan pas komponen mau di-unmount
// atau sebelum effect berikutnya dijalankan (kalau ada dependency)
return () => {
// Misalnya: cancel request atau unsubscribe
console.log('Cleanup effect');
};}, []); // <-- Ini namanya Dependency Array! PENTING!if (loading) return Lagi loading...;
if (error) return Error: {error.message};return (
Data Karakter Star Wars Pertama:
Nama: {data.name}
Tinggi: {data.height} cm
);
}
Penjelasan useEffect
:
useEffect(() => { ... }, [])
: Hook ini menerima dua argumen:
* Argumen pertama: Sebuah fungsi (disebut "effect function"). Di sinilah kamu nulis code side effect-nya. Argumen kedua: Optional, sebuah array yang isinya dependencies (nilai-nilai yang bikin effect ini harus dijalankan ulang kalau nilainya berubah). Ini namanya Dependency Array*. Dependency Array ([]
): Kalau kamu kasih array kosong []
sebagai argumen kedua, effect function ini cuma bakal dijalankan sekali pas komponen pertama kali muncul (mirip componentDidMount
). Ini yang paling umum buat fetching data* awal. Dependency Array ([nilai1, nilai2]
): Kalau kamu kasih array dengan beberapa variabel di dalamnya, effect function bakal dijalankan setiap kali salah satu nilai dalam array itu berubah, dan* juga saat komponen pertama kali muncul (mirip kombinasi componentDidMount
dan componentDidUpdate
untuk variabel tertentu). Tidak Ada Dependency Array: Kalau kamu gak kasih argumen kedua sama sekali, effect function bakal dijalankan setiap kali komponen di-render ulang*. Ini jarang dipakai kecuali memang kamu butuh efek yang jalan terus-terusan. Fungsi Cleanup (Return Value): Kalau effect function kamu me-return sebuah fungsi, fungsi yang di-return ini bakal dijalankan pas komponen mau di-unmount (mirip componentWillUnmount
). Ini berguna banget buat "membersihkan" side effect yang udah dibuat (misalnya nge-cancel timer, nge-unsubscribe). Kalau pakai dependency array yang gak kosong, fungsi cleanup ini juga akan dijalankan sebelum* effect function berikutnya dijalankan.
Memahami Dependency Array itu kunci pakai useEffect
biar gak salah paham atau malah bikin bug (misalnya data gak ke-update padahal seharusnya iya, atau malah bikin infinite loop request).
3. useContext
: Gampangin Akses Context
Pernah denger soal React Context API? Itu cara buat ngasih data "jauh" ke bawah di pohon komponen tanpa harus passing props satu per satu level. Dulu, buat ngakses data dari Context, kamu pakai Context.Consumer
(yang pakai pola render props) atau static contextType
di Class Components. Agak gak enak dilihat aja gitu codenya.
Dengan useContext
, ngambil data dari Context jadi cuma satu baris code!
javascript
import React, { useContext, createContext, useState } from 'react';// Bikin Context dulu (biasanya di file terpisah)
const ThemeContext = createContext('light'); // Default value 'light'// Ini component provider-nya
function ThemeProvider({ children }) {
const [theme, setTheme] = useState('light');const toggleTheme = () => {
setTheme(prevTheme => prevTheme === 'light' ? 'dark' : 'light');
};return (
{children}
);
}// Component yang mau pakai data dari Context
function ThemedButton() {
// Pakai useContext buat ngambil value dari ThemeContext
const { theme, toggleTheme } = useContext(ThemeContext);const buttonStyle = {
background: theme === 'light' ? '#eee' : '#333',
color: theme === 'light' ? '#333' : '#eee',
padding: '10px 20px',
border: 'none',
cursor: 'pointer',
borderRadius: '5px',
};return (
Ganti Tema ({theme})
);
}// Ini contoh komponen parent yang make provider dan consumer
function App() {
return (
Contoh useContext
);
}
Di contoh ThemedButton
, lihat betapa simpelnya kita ngambil data theme
dan fungsi toggleTheme
dari ThemeContext
cuma dengan const { theme, toggleTheme } = useContext(ThemeContext);
. Kamu tinggal oper objek context yang udah kamu buat ke Hook useContext
. Jauh lebih bersih daripada cara lama.
4. useRef
: Ngasih 'Kotak' yang Persisten & Akses DOM
Hook useRef
punya dua fungsi utama: Nyimpen nilai yang persisten antar render, tapi gak bikin komponen di-re-render* kalau nilainya berubah.
- Ngakses element DOM langsung.
Beda sama useState
yang kalau nilainya berubah bikin komponen di-re-render, useRef
ini kayak kamu punya "kotak" buat nyimpen apa aja, nilainya bisa kamu ganti, tapi React cuek aja (gak bikin re-render). Nilai yang disimpen di useRef
itu tetap ada meskipun komponen di-re-render.
Biasanya dipakai buat: nyimpen ID interval, nyimpen nilai sebelumnya dari sebuah prop/state, atau ngasih referensi ke element HTML buat dimanipulasi (misalnya fokusin input field).
javascript
import React, { useRef, useEffect } from 'react';function FocusInput() {
// Bikin ref baru
const inputRef = useRef(null); // Nilai awal bisa apa aja, null umum dipakai buat ref DOMuseEffect(() => {
// Akses element DOM lewat current properti ref
if (inputRef.current) {
inputRef.current.focus(); // Langsung fokusin input pas komponen muncul
}
}, []); // Dependency array kosong, jalankan sekali pas mountconst handleButtonClick = () => {
if (inputRef.current) {
alert(Nilai input saat ini: ${inputRef.current.value});
}
};return (
Contoh useRef (Fokus Input)
{/ Hubungkan ref ke element /}
Lihat Nilai Input
);
}// Contoh lain useRef buat nyimpen nilai sebelumnya
function PreviousValueDisplay() {
const [count, setCount] = useState(0);
// useRef buat nyimpen nilai count sebelumnya
const prevCountRef = useRef();useEffect(() => {
// Simpen nilai count saat ini ke ref setelah render
prevCountRef.current = count;
}, [count]); // Jalankan effect tiap kali count berubahconst prevCount = prevCountRef.current; // Ambil nilai sebelumnyareturn (
Contoh useRef (Nilai Sebelumnya)
Nilai saat ini: {count}
Nilai sebelumnya (dari useRef): {prevCount === undefined ? 'Belum ada' : prevCount}
setCount(count + 1)}>Tambah
);
}
Lihat di contoh FocusInput
, kita pakai useRef
buat ngasih referensi ke element . Properti .current
dari ref itu yang akan nunjuk ke element DOM-nya. Di contoh PreviousValueDisplay
, kita pakai useRef buat nyimpen nilai count
sebelum di-update, ini gak akan bikin re-render tambahan.
5. useMemo
& useCallback
: Buat Optimasi Performa
Dua Hook ini berguna buat optimasi performa dengan cara yang namanya memoization. Intinya, mereka "nginget" hasil perhitungan atau definisi fungsi, dan cuma bikin ulang kalau dependencies (nilai yang dia bergantung padanya) berubah.
useMemo
: "Mengingat" nilai dari sebuah perhitungan yang mahal. Kalau dependencies-nya gak berubah, dia gak akan ngitung ulang, tapi ngasih nilai yang udah disimpen.
javascript
import React, { useMemo, useState } from 'react';function HitungMahal({ angka }) {
// Fungsi yang perhitungannya lumayan makan waktu
const hasilPerhitungan = useMemo(() => {
console.log('Lagi ngitung mahal...');
// Simulasikan perhitungan yang makan waktu
let result = 0;
for (let i = 0; i < angka * 10000000; i++) { // Angka besar biar kerasa
result += i;
}
return result;
}, [angka]); // Bergantung pada props 'angka'return (
Contoh useMemo
Angka prop: {angka}
Hasil perhitungan mahal: {hasilPerhitungan}
);
}function AppWithMemo() {
const [angka, setAngka] = useState(1);
const [text, setText] = useState(''); // State lain yang gak relevan buat HitungMahalreturn (
setAngka(angka + 1)}>Tambah Angka Prop
setText(e.target.value)}
placeholder="Ketik sesuatu (gak re-render HitungMahal)"
/>
);
}
// Coba jalankan AppWithMemo. Ketik di input text, perhatikan di console 'Lagi ngitung mahal...'
// Dia cuma akan muncul pas kamu klik tombol 'Tambah Angka Prop' karena 'angka' berubah.
Di sini, hasilPerhitungan
cuma dihitung ulang kalau nilai angka
berubah. Kalau ada state lain di parent component yang berubah dan bikin AppWithMemo
re-render tapi angka
tetap sama, komponen HitungMahal
akan di-re-render tapi useMemo
akan langsung ngasih hasil yang udah disimpen sebelumnya, gak ngitung ulang.
useCallback
: MiripuseMemo
, tapi dia "mengingat" definisi fungsi itu sendiri, bukan hasil panggilannya. Berguna banget pas kamu passing fungsi ke child components yang pakai optimasi performa kayakReact.memo
. Kalau fungsi ini dibuat ulang tiap re-render, child component yang di-memoize bakal mikir "oh, prop fungsinya berubah nih", padahal isinya sama, akhirnya re-render juga.useCallback
mencegah ini.
javascript
import React, { useState, useCallback, memo } from 'react';// Component Child yang di-memoize
const ButtonAnak = memo(({ onClick, text }) => {
console.log(ButtonAnak "${text}" di-render);
return {text};
});function AppWithCallback() {
const [count, setCount] = useState(0);
const [text, setText] = useState('');// Fungsi ini akan dibuat ulang setiap kali AppWithCallback re-render kalau tanpa useCallback
// const handleClick = () => setCount(count + 1);// Pakai useCallback biar fungsi ini cuma dibuat ulang kalau dependency-nya berubah
const handleClick = useCallback(() => {
console.log('Tombol diklik, nambahin count');
setCount(prevCount => prevCount + 1);
}, []); // Dependency array kosong, fungsi ini cuma dibuat sekali pas mount// Fungsi lain yang gak pake useCallback (akan dibuat ulang tiap render)
const handleInputChange = (event) => {
setText(event.target.value);
};return (
Contoh useCallback
Count: {count}
{/ Manggil ButtonAnak yang di-memoize /}
{/ Fungsi handleClick stabil berkat useCallback /}
Input Text: {text}
);
}
// Coba jalankan AppWithCallback. Ketik di input text, perhatikan di console.
// ButtonAnak "Tambah Count" tidak akan di-render ulang saat input text berubah, karena onClick-nya stabil berkat useCallback.
// ButtonAnak "Tambah Count" hanya di-render ulang saat komponen AppWithCallback pertama kali muncul.
Di sini, handleClick
dibungkus pakai useCallback
dengan dependency array kosong. Ini artinya, fungsi handleClick
cuma dibuat sekali pas komponen AppWithCallback
pertama kali muncul. Setiap kali AppWithCallback
re-render karena state text
berubah, fungsi handleClick
yang dikirim ke ButtonAnak
itu adalah referensi yang sama dengan sebelumnya. Karena ButtonAnak
di-memoize pakai React.memo
dan prop onClick
-nya gak berubah, ButtonAnak
gak perlu di-re-render.
Penting diingat, useMemo
dan useCallback
itu bukan buat dipakai di mana-mana. Gunakan mereka hanya kalau kamu punya isu performa yang terbukti (misalnya komponen child sering re-render padahal props-nya gak berubah atau ada perhitungan yang makan waktu). Kalau dipakai berlebihan malah bisa bikin code lebih susah dibaca dan kadang overhead-nya lebih besar dari manfaatnya.
6. useReducer
: Alternatif useState Buat State Kompleks
Buat state sederhana kayak angka counter, boolean toggle, atau string, useState
udah lebih dari cukup. Tapi kalau state kamu itu objek atau array yang logikanya buat ngubahnya lumayan kompleks (misalnya: state buat form dengan banyak field, state buat item-item di keranjang belanja), kadang lebih enak pakai useReducer
.
useReducer
ini mirip konsepnya kayak Redux (kalau kamu familiar). Dia ngasih cara buat ngatur state pakai pola reducer function yang menerima state saat ini dan sebuah action, lalu me-return state yang baru.
javascript
import React, { useReducer } from 'react';// 1. Definisikan initial state
const initialState = { count: 0 };// 2. Definisikan reducer function
// Menerima state saat ini & action, me-return state baru
function reducer(state, action) {
switch (action.type) {
case 'increment':
return { count: state.count + 1 };
case 'decrement':
return { count: state.count - 1 };
case 'reset':
return { count: action.payload }; // Contoh action dengan payload
default:
// Penting: Kalau action type gak dikenali, return state yang lama
return state;
}
}function CounterWithReducer() {
// 3. Gunakan useReducer Hook
// useReducer(reducer, initialState) me-return:
// [state saat ini, fungsi 'dispatch' buat ngirim action]
const [state, dispatch] = useReducer(reducer, initialState);return (
Contoh useReducer
Count: {state.count}
{/ Panggil dispatch dengan objek action /}
dispatch({ type: 'increment' })}>Tambah
dispatch({ type: 'decrement' })}>Kurang
dispatch({ type: 'reset', payload: 0 })}>Reset ke 0 {/ Kirim payload /}
);
}
Di sini, semua logika buat ngubah state (increment
, decrement
, reset
) ada di satu tempat: fungsi reducer
. Komponen CounterWithReducer
cuma perlu "mengirim" action (dispatch({ type: 'increment' })
) dan biarin si reducer yang mutusin gimana state-nya berubah. Ini bikin logika state lebih terorganisir dan lebih gampang dites dibanding tumpukan useState
atau logika update langsung.
Custom Hooks: Kekuatan Sebenarnya dari Hooks
Ini dia nih fitur Hooks yang paling keren menurut banyak developer: Custom Hooks. Custom Hooks itu intinya adalah fungsi JavaScript biasa yang namanya dimulai dengan kata use
dan di dalamnya dia manggil satu atau lebih Hooks standar (kayak useState
, useEffect
, useContext
, dll).
Tujuannya? Buat nge-ekstrak logika stateful dari satu komponen dan bikin logika itu bisa dipakai ulang (reusable) di komponen lain dengan gampang.
Ingat contoh DataFetcher
di atas? Code buat fetching data itu kan bisa aja dipakai di komponen lain. Nah, kita bisa "ekstrak" logika fetching itu jadi Custom Hook!
javascript
import { useState, useEffect } from 'react';// Ini Custom Hook kita! Namanya dimulai dengan 'use'
function useFetch(url) {
const [data, setData] = useState(null);
const [loading, setLoading] = useState(true);
const [error, setError] = useState(null);useEffect(() => {
const fetchData = async () => { // Pakai async/await biar lebih rapi
try {
const response = await fetch(url);
if (!response.ok) {
throw new Error(HTTP error! status: ${response.status});
}
const result = await response.json();
setData(result);
setLoading(false);
} catch (err) {
setError(err);
setLoading(false);
}
};fetchData();// Tidak ada cleanup spesifik di sini karena hanya fetch satu kali.
// Kalau ada subscribe atau interval, baru perlu cleanup.}, [url]); // Dependency array: jalankan effect kalau 'url' berubah// Custom Hook me-return apa aja yang mau kita expose
return { data, loading, error };
}// Sekarang, di komponen mana aja, kita bisa pakai Custom Hook itu
function PokemonFetcher({ pokemonName }) {
// Panggil custom Hook, kayak manggil fungsi biasa
const { data, loading, error } = useFetch(https://pokeapi.co/api/v2/pokemon/${pokemonName});if (loading) return Lagi ngambil data {pokemonName}...;
if (error) return Error: Gagal ambil data {pokemonName} ({error.message});if (!data) return null; // Belum ada datareturn (
Info Pokemon: {data.name}
Tinggi: {data.height} dm
Berat: {data.weight} hg
);
}// Contoh penggunaan di App
function AppWithCustomHook() {
const [currentPokemon, setCurrentPokemon] = useState('pikachu');return (
List Pokemon Favorit (Contoh Custom Hook)
setCurrentPokemon('charmander')}>Charmander
setCurrentPokemon('squirtle')}>Squirtle
setCurrentPokemon('bulbasaur')}>Bulbasaur
);
}
Lihat kan? Component PokemonFetcher
jadi super simpel! Semua logika fetching dan state (loading, error) ada di Custom Hook useFetch
. Kamu bisa pakai useFetch
ini di komponen lain juga kalau butuh fetching data. Code komponen jadi fokus ke apa yang mau di-render, bukan bagaimana ngatur data-nya. Keren!
Aturan Main (Rules of Hooks) yang Harus Dipatuhi
Hooks itu powerful, tapi ada dua aturan dasar yang WAJIB banget kamu ikutin biar aplikasi React kamu jalan lancar dan gak ada bug aneh:
- Jangan panggil Hooks di dalam loop, kondisi (
if
), atau nested function: Panggil Hooks hanya di level paling atas dari Function Components atau Custom Hooks. Kenapa? Karena React itu ngandelin urutan panggilan Hooks di setiap render buat nyambungin state atau effect yang benar. Kalau urutannya berubah (misalnya gara-gara di dalamif
yang kadang jalan kadang enggak), React bisa bingung dan salah ngasih state/effect.
javascript
// SALAH: Hooks di dalam if
function MyComponent(props) {
if (props.someCondition) {
const [state, setState] = useState(false); // SALAH!
}
// ...
}// SALAH: Hooks di dalam loop
function MyComponent() {
for (let i = 0; i < 5; i++) {
const [value, setValue] = useState(''); // SALAH!
}
// ...
}// BENAR: Hooks di level paling atas
function MyComponent(props) {
const [state, setState] = useState(false); // BENAR
const [data, setData] = useState(null); // BENARuseEffect(() => { / ... / }, []); // BENAR
- Panggil Hooks hanya dari Function Components atau Custom Hooks: Jangan panggil Hooks dari Class Components biasa, atau dari fungsi JavaScript biasa yang bukan komponen React atau Custom Hook. Hooks itu didesain buat kerja sama ekosistem React Functional Components.
React Development team nyediain plugin ESLint (eslint-plugin-react-hooks
) yang super berguna banget buat ngingetin kamu kalau ngelanggar aturan ini. Install dan aktifin di project kamu ya!
Tips Tambahan Biar Makin Jago Pake Hooks
- Jangan Takut Eksperimen: Coba ubah komponen class yang sederhana jadi functional component pakai Hooks. Lihat bedanya, rasakan manfaatnya.
Pahami Dependency Array: Ini sumber bug paling umum kalau pakai useEffect
, useCallback
, dan useMemo
. Pastikan kamu memasukkan semua variabel yang digunakan di dalam Hook dan bisa berubah seiring waktu, kecuali* setter function dari useState
/useReducer
(itu udah dijamin stabil oleh React). Gunakan plugin ESLint yang tadi disebutin, dia jago banget ngasih warning kalau dependency array-nya salah.
- Ekstrak Logika Pakai Custom Hooks: Kalau kamu lihat ada logika stateful yang sama berulang di beberapa komponen, atau ada satu komponen function yang jadi panjang dan kompleks banget gara-gara banyak Hook dan
useEffect
, itu tandanya udah saatnya kamu bikin Custom Hook. Ini bikin code kamu lebih modular dan gampang dites. - Baca Dokumentasi Resmi React: Dokumentasi Hooks di website React itu luar biasa lengkap dan jelas. Kalau ada yang bingung, langsung aja intip sana.
- Hooks itu Evolusi, Bukan Revolusi Total: Kamu gak perlu buru-buru ngubah semua Class Components jadi Function Components. React mengizinkan kamu mencampur keduanya dalam satu aplikasi. Ubah komponen pelan-pelan kalau memang ada waktu dan dirasa perlu.
Kesimpulan (Tapi Gak Pake Kata Kesimpulan Biar Nyantai)
Jadi gitu deh gaes, React Hooks itu beneran bikin ngoding React jadi lebih asik, lebih rapi, dan gampang diatur. Lupakan keribetan this
, pisah-pisah logika di lifecycle methods, atau wrapper hell buat reusable logic. Dengan useState
, useEffect
, useContext
, useRef
, dan kekuatan Custom Hooks, kamu bisa bikin aplikasi yang kompleks dengan code yang tetap clean dan maintainable.
Cobain deh mulai sekarang pakai Hooks di project-project baru kamu. Kalau ada komponen class lama yang mau di-refactor, Hooks bisa jadi pilihan terbaik. Begitu udah terbiasa, dijamin kamu bakal ketagihan sama simplisitas dan keeleganannya. Selamat ngoding yang lebih bahagia!