Gampang kok cek siapa pemilik domain pakai Whois

Gampang kok cek siapa pemilik domain pakai Whois
Photo by Dinh Sam Vu/Unsplash

Gampang kok cek siapa pemilik domain pakai Whois.

Pernah nggak sih kamu lagi asik browsing, terus nemu sebuah website keren atau mungkin malah website yang mencurigakan? Terus kepikiran, "Ini punya siapa ya domainnya?" Atau mungkin kamu lagi mau beli nama domain yang udah dipakai orang lain dan pengen tahu siapa pemiliknya biar bisa dihubungi? Nah, ada satu cara gampang banget buat cari tahu informasinya, namanya Whois.

Jangan panik denger namanya, Whois itu bukan teknologi canggih dari luar angkasa kok. Whois itu sebenarnya singkatan dari "who is?". Jadi intinya, dia database publik yang nyimpen informasi soal siapa yang daftar (registrasi) sebuah nama domain atau blok IP address. Gampangnya, Whois itu kayak buku telepon raksasa buat alamat-alamat di internet.

Kenapa Sih Perlu Ngecek Pemilik Domain Pakai Whois?

Ada banyak alasan kenapa kamu mungkin butuh info Whois dari sebuah domain. Ini beberapa yang paling umum:

  1. Mau Beli Domain: Kamu pengen nama domain yang bagus, tapi ternyata udah ada yang punya. Lewat Whois, kamu bisa cari tahu siapa pemiliknya (kalau informasinya nggak disembunyikan) dan nyoba kontak mereka buat nawarin diri beli domain itu.
  2. Laporin Situs Mencurigakan atau Spam: Kalau kamu nemu website penipuan (phishing), nyebar malware, atau isinya nggak etis dan melanggar hukum, kamu bisa pakai info Whois buat laporin ke pihak yang berwenang atau ke penyedia hostingnya.
  3. Kepo Aja: Jujur aja deh, kadang cuma pengen tahu aja kan, ini website punya siapa? Entah itu website idola kamu, kompetitor, atau sekadar website unik yang menarik perhatian.
  4. Ngecek Keaslian: Kalau kamu ragu sama sebuah website, misalnya website toko online baru, ngecek info Whois bisa kasih gambaran. Kapan domainnya didaftarkan? Info kontaknya jelas nggak? Kalau baru didaftarin kemarin sore dan infonya ngawur, patut dicurigai.
  5. Masalah Hukum: Dalam kasus sengketa kepemilikan domain, pelanggaran merek dagang, atau masalah hukum lainnya, info Whois ini jadi bukti penting buat ngidentifikasi siapa pihak yang bertanggung jawab.
  6. Riset Kompetitor: Mau tahu perusahaan mana yang ada di balik domain kompetitor? Whois bisa kasih petunjuk awal.
  7. Informasi Teknis: Kamu juga bisa lihat nameserver domain itu, ini penting kalau kamu mau tahu di mana website itu di-host.

Jadi, Whois ini powerful banget ya buat dapetin gambaran awal tentang sebuah domain.

Apa Aja Informasi yang Biasanya Ada di Whois?

Oke, sekarang apa aja sih yang bakal kamu dapetin kalau ngecek Whois sebuah domain? Database Whois itu nyimpen banyak data terkait domain, antara lain:

  • Registrant Contact Information: Ini data yang paling dicari. Meliputi nama pemilik domain (bisa perorangan atau perusahaan/organisasi), alamat lengkap, nomor telepon, dan alamat email. Nah, bagian ini yang sering disembunyikan karena alasan privasi (nanti kita bahas).
  • Administrative Contact Information: Info kontak buat urusan administrasi terkait domain. Kadang sama dengan registrant, kadang beda.
  • Technical Contact Information: Info kontak buat urusan teknis domain, misalnya kalau ada masalah server atau nameserver. Bisa beda juga.
  • Registrar Information: Nama perusahaan pendaftar domain (registrar). Contohnya ada GoDaddy, Niagahoster, Rumahweb, dll. Registrar ini yang menjual nama domain ke publik.
  • Registration Date: Tanggal kapan domain itu pertama kali didaftarkan. Ini bisa jadi indikator usia domain, yang kadang diasosiasikan dengan kredibilitas (domain yang udah lama biasanya lebih dipercaya, tapi nggak selalu gitu ya!).
  • Expiration Date: Tanggal kapan masa aktif domain itu akan berakhir. Penting buat pemilik domain biar nggak lupa perpanjang. Buat orang lain, ini bisa jadi info kalau suatu domain mau "jatuh" (expired) dan bisa didaftarkan ulang.
  • Name Servers: Alamat server (biasanya dalam bentuk ns1.namahosting.com, ns2.namahosting.com, dst) yang menunjukkan ke mana permintaan akses ke domain itu harus diarahkan. Ini nunjukkin di mana website itu di-host.
  • Status Domain: Status domain saat ini, misalnya clientTransferProhibited (nggak bisa langsung ditransfer), clientUpdateProhibited (nggak bisa di-update informasinya), ok (status normal), dll.

Wah, banyak juga ya infonya? Yup, dan semua itu bisa kamu akses dengan gampang (kalau nggak disembunyikan).

Gimana Cara Pakai Whois? Gampang Banget!

Ini dia bagian yang paling kamu tunggu. Gimana cara melakukan Whois lookup? Ada dua cara utama: pakai website online atau pakai command line (ini buat yang agak techy). Buat kamu yang santai dan pengen cepet, pakai website online itu paling pas.

Cara 1: Pakai Website Online (Paling Gampang!)

Ini cara yang paling direkomendasikan buat kamu yang pengen cepet dan nggak mau ribet. Ada banyak banget website yang nyediain layanan Whois lookup gratis. Beberapa yang populer antara lain:

  • Whois.com
  • ICANN Lookup (dari organisasi yang ngatur domain global)
  • domaintools.com (ini lebih advance, tapi ada fitur gratisnya)
  • Website registrar besar (kayak GoDaddy Whois Lookup, dll.)

Langkahnya super simpel:

  1. Buka Website Whois Lookup: Pilih salah satu website di atas atau cari aja "Whois lookup" di Google.
  2. Masukkan Nama Domain: Kamu bakal nemu kolom pencarian. Ketik nama domain yang pengen kamu cek informasinya (misalnya, google.com, detik.com, atau domain apapun yang kamu mau) di kolom itu. Pastikan nulis domainnya dengan benar ya.
  3. Klik Tombol Pencarian/Lookup: Biasanya ada tombol bertuliskan "Search", "Lookup", "Whois", atau semacamnya. Klik tombol itu.
  4. Lihat Hasilnya: Tunggu sebentar, website itu bakal ngambil data Whois dari database publik dan nampilin hasilnya buat kamu.

Hasilnya bakal ditampilin dalam format teks yang isinya detail-detail seperti yang udah kita bahas di atas: registrant, admin, technical contacts, registrar, tanggal pendaftaran/kedaluwarsa, nameserver, dll. Scroll aja ke bawah buat lihat semua informasinya.

Contoh Hasil Whois Lookup (Ini Cuma Ilustrasi Ya, Datanya Bisa Beda Asli):

Domain Name: EXAMPLE.COM
Registry Domain ID: 123456789DOMAINCOM-VRSN
Registrar WHOIS Server: whois.example-registrar.com
Registrar URL: http://www.example-registrar.com
Updated Date: 2023-10-26T10:00:00Z
Creation Date: 2010-05-15T15:30:00Z
Registry Expiry Date: 2024-05-15T15:30:00Z
Registrar: Example Registrar, Inc.
Registrar IANA ID: 9999
Registrar Abuse Contact Email: [email protected]
Registrar Abuse Contact Phone: +1.1235551234
Domain Status: clientTransferProhibited https://icann.org/epp#clientTransferProhibited
Name Server: NS1.EXAMPLEHOSTING.COM
Name Server: NS2.EXAMPLEHOSTING.COM
DNSSEC: unsignedRegistrant Organization: Example Company Ltd.
Registrant Street: 123 Example Street
Registrant City: Anytown
Registrant State/Province: CA
Registrant Postal Code: 91234
Registrant Country: US
Registrant Phone: +1.1235555678
Registrant Phone Ext:
Registrant Fax: +1.1235555679
Registrant Fax Ext:
Registrant Email: [email protected] Organization: Example Company Ltd.
Admin Street: 123 Example Street
Admin City: Anytown
Admin State/Province: CA
Admin Postal Code: 91234
Admin Country: US
Admin Phone: +1.1235555678
Admin Phone Ext:
Admin Fax: +1.1235555679
Admin Fax Ext:
Admin Email: [email protected] Organization: Example Company Ltd.
Technical Street: 123 Example Street
Technical City: Anytown
Technical State/Province: CA
Technical Postal Code: 91234
Technical Country: US
Technical Phone: +1.1235555678
Technical Phone Ext:
Technical Fax: +1.1235555679
Technical Fax Ext:
Technical Email: [email protected]>>> Last update of WHOIS database: 2023-10-27T08:00:00Z <<<

Dari contoh di atas, kamu bisa lihat nama organisasi pemiliknya (Example Company Ltd.), alamatnya, nomor telepon, email, tanggal pendaftaran, tanggal kedaluwarsa, sampai nameserver yang dipakai (NS1/2.EXAMPLEHOSTING.COM). Kamu juga bisa lihat nama registrar-nya (Example Registrar, Inc.).

Cara 2: Pakai Command Line (Buat yang Suka Tantangan Teknis)

Kalau kamu pengguna Linux atau macOS, kamu bisa pakai terminal atau command prompt buat ngecek Whois langsung tanpa buka browser. Caranya juga simpel, tapi kamu harus punya aplikasi whois yang terinstal.

  1. Buka Terminal/Command Prompt: Buka aplikasi Terminal (di macOS/Linux) atau Command Prompt/PowerShell (di Windows).
  2. Ketik Perintah: Ketik perintah whois diikuti nama domain yang mau dicek. Contoh:
bash
    whois detik.com

atau

bash
    whois google.com
  1. Tekan Enter: Tunggu sebentar, hasilnya bakal ditampilin langsung di terminal kamu dalam bentuk teks.

Ini cara yang cepat kalau kamu terbiasa pakai command line dan cuma butuh informasi Whois mentah.

Penting! Memahami Whois Privacy (Pelindung Privasi Domain)

Nah, ini nih yang sering bikin orang bingung atau kecewa saat ngecek Whois. Kamu udah semangat cari info pemilik domain, tapi pas lihat hasilnya, kok nama, alamat, telepon, sama emailnya isinya "WhoisGuard Protected", "Privacy Service", "Proxy Protection", atau nama perusahaan penyedia layanan privasi Whois?

Ini bukan berarti datanya nggak ada atau disembunyiin sama yang punya domain secara ilegal. Ini legal kok. Banyak registrar (perusahaan pendaftar domain) nawarin layanan tambahan yang namanya "Whois Privacy Protection" atau sejenisnya. Layanan ini fungsinya buat mengganti data pribadi pemilik domain (nama, alamat, kontak) dengan data dari perusahaan penyedia layanan privasi itu.

Kenapa Orang Pakai Whois Privacy?

Ada beberapa alasan bagus kenapa seseorang milih buat nyembunyiin info Whois mereka:

  • Mencegah Spam dan Telemarketing: Kalau info kontak kamu terpampang jelas di Whois, siap-siap aja dapet banyak email spam atau telepon dari orang-orang yang nawarin jasa bikin website, SEO, atau hal lain terkait domain. Whois privacy bisa ngeblokir ini.
  • Keamanan Pribadi: Bayangin kalau kamu punya domain yang lagi viral atau kontroversial. Kalau alamat rumahmu ketahuan dari Whois, ini bisa bahaya. Whois privacy ngelindungin privasi dan keamanan fisik kamu.
  • Bisnis Rumahan: Buat yang jalanin bisnis dari rumah, mungkin nggak mau alamat pribadi mereka jadi konsumsi publik.
  • Menghindari Pencurian Identitas: Informasi pribadi yang tersebar luas bisa disalahgunakan.

Apa Dampaknya Kalau Info WHOIS Diprivasi?

Kalau info kontak utama diprivasi, kamu nggak bisa langsung tahu siapa pemilik asli domain itu. Kamu cuma bisa lihat data dari layanan privasi atau registrar-nya. Biasanya, di info Whois yang diprivasi itu tetep ada alamat email anonim atau formulir kontak yang bisa kamu pakai buat ngirim pesan ke pemilik asli, dan pesannya bakal diteruskan sama penyedia layanan privasi itu. Tapi nggak ada jaminan pesannya bakal dibalas.

Pengaruh GDPR dan Peraturan Lainnya

Perlu kamu tahu, sejak berlakunya General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa dan peraturan privasi data lainnya di berbagai negara, cara kerja Whois itu sedikit berubah. Dulunya, sebagian besar data Whois itu publik. Tapi sekarang, untuk melindungi data pribadi warga negara Uni Eropa dan beberapa negara lain, banyak registrar secara default menyembunyikan data pribadi di Whois, atau hanya menampilkan data yang memang wajib publik (seperti nama registrar, tanggal pendaftaran/kedaluwarsa, dan nameserver).

Jadi, jangan kaget kalau sekarang banyak domain yang info kontak pemiliknya nggak kelihatan di Whois, terutama domain-domain yang pemiliknya berada di area yang punya regulasi privasi data ketat. Ini adalah langkah legal buat melindungi data pribadi.

Tips Saat Mengecek WHOIS

  • Perhatikan Tanggal: Lihat tanggal pendaftaran dan kedaluwarsa. Domain yang sudah lama seringkali lebih punya kredibilitas.
  • Cek Registrar: Nama registrarnya bisa kasih info tambahan. Registrar besar dan terpercaya biasanya punya kebijakan yang jelas.
  • Cari Email Kontak: Kalau ada email kontak (meskipun pakai layanan privasi), itu satu-satunya cara kamu bisa coba hubungi pemiliknya.
  • Manfaatkan Info Lain: Kalau data pemiliknya disembunyikan, coba cari info lain dari hasil Whois: nama nameserver (bisa kasih petunjuk siapa provider hostingnya) atau nama organisasinya (kalau ada yang nggak diprivasi).

Kesimpulan

Mengecek siapa pemilik domain pakai Whois itu gampang banget dan bisa kasih kamu banyak informasi berharga, mulai dari info kontak pemilik, tanggal pendaftaran, sampai nameserver yang dipakai. Meskipun sekarang banyak informasi kontak yang disembunyikan karena layanan privasi atau regulasi seperti GDPR, Whois tetap jadi alat penting buat riset awal tentang sebuah domain.

Jadi, kalau lain kali kamu penasaran atau butuh info tentang sebuah domain, jangan ragu buat nyoba Whois lookup. Tinggal buka website penyedia Whois gratis, masukin nama domainnya, dan kamu bisa langsung dapat datanya. Gampang kan? Selamat mencoba!