Memahami Perbedaan GIT Merge vs Rebase Kapan Kamu Harus Pakainya

Memahami Perbedaan GIT Merge vs Rebase Kapan Kamu Harus Pakainya
Photo by Sanjay Hona/Unsplash

Oke, bro sist developer! Kalau kamu sering kerja bareng tim pakai Git, pasti udah nggak asing lagi sama urusan gabungin kode dari branch yang beda-beda. Nah, di dunia Git, ada dua "jurus" utama buat ngelakuin ini: git merge sama git rebase. Keduanya sama-sama bertujuan nyatuin perubahan kode, tapi cara kerjanya dan hasil akhirnya beda banget. Bingung kapan harus pakai yang mana? Tenang, kita bakal kupas tuntas di sini biar kamu makin jago Git-nya!

Artikel ini bakal ngebahas:

  • Apa itu git merge dan gimana cara kerjanya?
  • Apa itu git rebase dan gimana cara kerjanya?
  • Perbedaan fundamental antara keduanya.
  • Kapan waktu yang tepat buat pakai git merge?
  • Kapan waktu yang tepat buat pakai git rebase?
  • Tips pro biar nggak salah pilih dan bikin histori Git tetap rapi.

Yuk, langsung aja kita selametin kode kita, eh, selami pembahasannya!

Kenalan Sama git merge: Si Penjaga Sejarah yang Jujur

Anggap aja kamu lagi ngerjain fitur baru di branch fitur-keren, sementara temen kamu atau perubahan lain masuk ke branch utama (main atau develop). Pas fitur kamu udah kelar dan siap digabungin ke main, salah satu cara paling umum adalah pakai git merge.

Gimana Cara Kerjanya?

Pas kamu jalanin git merge fitur-keren (setelah checkout ke branch main), Git bakal ngelakuin beberapa hal:

  1. Nyari Titik Temu: Git nyari commit terakhir yang sama-sama ada di kedua branch (main dan fitur-keren). Ini disebut common ancestor.
  2. Gabungin Perubahan: Git ngambil semua perubahan (commit) yang udah kamu buat di fitur-keren sejak common ancestor tadi, dan juga perubahan yang ada di main sejak titik yang sama.
  3. Bikin Merge Commit: Nah, ini kunci dari merge. Git bakal bikin satu commit baru khusus yang disebut merge commit. Commit ini punya dua parent: satu dari commit terakhir di main sebelum merge, dan satu lagi dari commit terakhir di fitur-keren. Merge commit ini isinya adalah gabungan dari semua perubahan tadi. Kalau ada konflik (perubahan di file yang sama di kedua branch), Git bakal minta kamu buat nyelesainnya dulu sebelum merge commit dibuat.

Visualisasinya Kayak Gini:

Bayangin histori Git itu kayak jalan bercabang.

A---B---C (fitur-keren)
     /
D---E---F---G (main)

Setelah kamu merge fitur-keren ke main:

A---B---C --------- (fitur-keren)
     /                   \
D---E---F---G-----------H (main)

Commit H adalah merge commit yang nyatuin perubahan dari C dan G. Kamu bisa lihat kalau histori fitur-keren (A, B, C) tetap utuh dan kelihatan jelas kapan dia "bercabang" dan kapan dia "bergabung" lagi.

Kelebihan git merge:

  1. Jujur & Transparan: Histori Git jadi cerminan akurat dari apa yang sebenarnya terjadi. Kelihatan jelas kapan sebuah branch dibuat, dikerjain, dan digabungin lagi. Ini penting buat audit atau melacak asal-usul sebuah perubahan atau bug.
  2. Non-Destruktif: git merge nggak ngubah histori commit yang udah ada di branch kamu. Dia cuma nambahin satu merge commit baru. Jadi, commit-commit lama kamu tetap aman.
  3. Gampang Dipahami (Konsepnya): Konsep dasarnya relatif mudah dimengerti: gabungin dua hal jadi satu.

Kekurangan git merge:

  1. Histori Bisa Jadi Berantakan: Kalau banyak banget branch fitur yang di-merge ke main, histori Git kamu bisa kelihatan kayak spaghetti, penuh sama merge commit. Ini bisa bikin susah ngikutin alur perkembangan kode secara linear.
  2. Debugging Bisa Lebih Ribet: Kalau ada bug yang muncul setelah beberapa kali merge, git bisect (tool buat nyari commit penyebab bug) bisa jadi lebih kompleks karena harus ngelewatin banyak merge commit.

Kenalan Sama git rebase: Si Perapi Histori yang Efisien

Sekarang, kita kenalan sama git rebase. Rebase punya tujuan yang sama: nyatuin perubahan dari satu branch ke branch lain. Tapi, caranya beda drastis. Alih-alih bikin merge commit, rebase itu kayak mindahin atau nulis ulang histori commit kamu.

Gimana Cara Kerjanya?

Anggap skenarionya sama: kamu di branch fitur-keren dan mau nyatuin perubahan terbaru dari main. Kalau kamu pakai git rebase main (dari dalam branch fitur-keren), Git bakal:

  1. Simpen Commit Kamu: Git nyimpen sementara semua commit yang udah kamu buat di fitur-keren yang nggak ada di main (yaitu commit setelah common ancestor).
  2. Reset Branch Kamu: Branch fitur-keren di-reset biar sama persis kayak main saat ini.
  3. Terapin Ulang Commit: Nah, commit-commit kamu yang tadi disimpen, sekarang diterapin ulang satu per satu di atas kondisi main yang terbaru.

Visualisasinya Kayak Gini:

Sebelum rebase:

A---B---C (fitur-keren)
     /
D---E---F---G (main)

Setelah kamu checkout ke fitur-keren dan jalanin git rebase main:

A'--B'--C' (fitur-keren)
             /
D---E---F---G (main)

Perhatiin deh:

Commit A, B, C yang asli* udah nggak ada di branch fitur-keren (meskipun mungkin masih bisa diakses lewat reflog). Sebagai gantinya, muncul commit A', B', C'. Ini adalah commit baru yang isinya sama kayak A, B, C, tapi base-nya (parent-nya) beda. Sekarang mereka seolah-olah dibuat setelah* commit G di main.

  • Hasilnya? Histori fitur-keren jadi linear dan lurus, seakan-akan kamu ngerjain fitur itu langsung dari kondisi main yang paling update.

Setelah di-rebase, kamu bisa merge fitur-keren ke main. Karena fitur-keren sekarang udah "di depan" main, merge-nya bakal jadi fast-forward merge (nggak perlu bikin merge commit lagi, main tinggal nunjuk ke commit terakhir fitur-keren).

D---E---F---G---A'--B'--C' (main, fitur-keren)

Histori main jadi bersih dan lurus!

Kelebihan git rebase:

  1. Histori Linear & Bersih: Ini keunggulan utamanya. Histori jadi gampang banget dibaca karena lurus, nggak ada percabangan merge yang bikin pusing. Ngikutin perkembangan fitur jadi lebih enak.
  2. Menghindari Merge Commit Nggak Perlu: Membuat histori lebih ringkas.
  3. Bisa Buat "Membersihkan" Commit: Sebelum di-rebase, kamu bisa pakai interactive rebase (git rebase -i) buat ngedit, nggabungin (squash), atau ngatur ulang commit-commit di branch fitur kamu biar lebih rapi sebelum digabung ke main.

Kekurangan git rebase:

  1. Menulis Ulang Histori (Destruktif): Ini bahayanya. Karena commit ID-nya berubah, kalau kamu rebase branch yang udah di-push dan dipake orang lain, bisa bikin kacau balau! Orang lain bakal punya histori yang beda dan susah buat nyatuinnya lagi. Ini alasan utama kenapa kamu HARUS HATI-HATI banget pakai rebase.
  2. Bisa Kehilangan Konteks: Karena histori ditulis ulang, kamu kehilangan informasi kapan persisnya sebuah branch fitur mulai dikerjakan relatif terhadap main saat itu.
  3. Konflik Bisa Lebih Ribet: Kalau ada konflik, kamu mungkin harus nyelesainnya berkali-kali, untuk setiap commit yang diterapin ulang. Beda sama merge yang konfliknya diselesain sekali di akhir.

Merge vs Rebase: Head-to-Head

| Fitur | git merge | git rebase | | ------------- | ---------------------------------------------- | ---------------------------------------------------- | | Histori | Non-linear, bikin merge commit | Linear, nulis ulang histori | | Keaslian | Menjaga histori asli, transparan kapan merge | Mengubah histori, membuatnya lebih bersih tapi "palsu" | | Kompleksitas| Konsep merge commit bisa nambah kompleksitas | Histori akhir lebih simpel, proses rebase bisa kompleks | | Kolaborasi| Aman untuk branch publik/shared | Berbahaya untuk branch publik/shared | | Konflik | Diselesaikan sekali saat merge | Bisa muncul & diselesaikan per commit yang di-rebase |

Kapan Harus Pakai git merge? Aturan Emasnya!

Nah, ini bagian paling penting. Kapan sebaiknya kamu pilih git merge?

  1. Saat Menggabungkan ke Branch Publik/Shared (WAJIB!): Ini aturan paling fundamental. JANGAN PERNAH rebase branch yang udah di-push dan kemungkinan ditarik (pull) oleh orang lain. Contohnya branch main, develop, master, atau bahkan branch fitur yang dikerjain bareng-bareng. Kenapa? Karena rebase nulis ulang histori. Kalau kamu rebase branch main lokalmu terus kamu push, histori di remote bakal beda sama histori temen-temenmu yang udah narik main sebelumnya. Hasilnya? Mimpi buruk pas mau push atau pull berikutnya. Pakai merge untuk branch-branch ini. Merge commit yang dihasilkan justru berguna sebagai penanda integrasi dari branch lain.
  2. Saat Kamu Ingin Mempertahankan Histori Branch Fitur Secara Utuh: Kalau penting banget buat tim kamu untuk melihat histori lengkap sebuah fitur, termasuk kapan persisnya dia mulai dikerjakan dan kapan digabung, merge adalah pilihan yang tepat karena dia nggak ngubah histori asli branch fitur.
  3. Saat Tim Kamu Lebih Nyaman dengan Merge: Konsistensi dalam tim itu penting. Kalau mayoritas tim lebih paham dan nyaman pakai merge, sebaiknya ikutin alur kerja itu.
  4. Integrasi Sederhana: Kalau cuma mau gabungin branch fitur yang umurnya pendek dan nggak terlalu kompleks, merge seringkali jadi cara yang paling cepat dan simpel.

Kapan Harus Pakai git rebase? Jagoan Merapikan Lokal!

Rebase itu kayak pisau bedah: sangat berguna kalau dipakai dengan benar, tapi bisa bahaya kalau salah pakai. Kapan waktu yang tepat?

  1. Saat Merapikan Histori Lokal Kamu SEBELUM Push/Merge: Ini penggunaan rebase yang paling umum dan aman. Kamu lagi ngerjain branch fitur-keren. Sebelum kamu bikin Pull Request (PR) atau merge ke main, kamu mau pastiin branch kamu ini udah sinkron sama main terbaru DAN histori commit kamu rapi. Caranya:

* git fetch origin (ambil perubahan terbaru dari remote) * git rebase origin/main (rebase branch fitur-keren kamu di atas main terbaru dari remote) * Selesaikan konflik kalau ada. * Kalau mau lebih rapi lagi, pakai git rebase -i origin/main buat squash (gabungin) beberapa commit jadi satu, atau reword (ganti pesan commit) biar lebih jelas. * Setelah rapi dan di-rebase, baru kamu push branch fitur-keren kamu dan bikin PR, atau merge ke main (yang kemungkinan besar jadi fast-forward).

  1. Saat Mau "Memajukan" Branch Fitur Kamu: Lagi ngerjain fitur, eh main udah di-update banyak sama temen-temen. Biar branch kamu nggak ketinggalan jauh dan pas merge nanti konfliknya nggak numpuk, kamu bisa rebase branch fitur kamu di atas main terbaru secara berkala. INGAT: Lakukan ini HANYA jika branch fitur ini cuma kamu yang pakai (belum di-push atau kalaupun udah, kamu yakin nggak ada orang lain yang narik).
  2. Workflow git pull --rebase: Daripada git pull biasa (yang sebenernya adalah fetch + merge), banyak developer suka pakai git pull --rebase. Ini bakal ngambil perubahan dari remote, terus nerapin ulang commit lokal kamu di atas perubahan remote tadi. Hasilnya, histori lokal kamu tetap linear sama histori remote. Lagi-lagi, hati-hati kalau kamu punya commit lokal yang mungkin bentrok sama perubahan remote yang ditulis ulang (jarang terjadi tapi mungkin).

Peringatan Keras Sekali Lagi:

JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN git rebase PADA BRANCH PUBLIK ATAU SHARED YANG SUDAH DIPAKAI ORANG LAIN! Ini adalah golden rule yang nggak boleh dilanggar kalau nggak mau bikin repot seluruh tim. Kalau ragu, pakai git merge.

Tips Tambahan Biar Makin Pro

  • Komunikasi Tim: Diskusikan sama tim kamu, workflow mana yang mau dipakai? Apakah lebih suka histori linear hasil rebase (dengan aturan ketat kapan boleh rebase) atau histori akurat hasil merge? Konsistensi itu kunci.
  • Pahami Branching Model: Tim kamu pakai Git Flow, GitHub Flow, atau model lain? Model branching yang dipakai seringkali udah punya rekomendasi kapan pakai merge atau rebase.
  • Gunakan Pull Request (PR) / Merge Request (MR): Ini adalah tempat yang bagus buat review kode sekaligus diskusiin cara terbaik buat integrasiin perubahan (apakah di-rebase dulu sebelum merge, atau langsung merge).
  • Jangan Takut Mencoba (di Lokal): Cobain merge dan rebase di repository lokal atau dummy project. Lihat gimana histori berubah pakai git log --graph --oneline --all. Makin sering latihan, makin paham bedanya.
  • Kalau Salah Rebase Branch Publik?: Aduh, jangan panik. Ada cara buat benerinnya (biasanya pakai git push --force, tapi ini SANGAT BERBAHAYA dan harus koordinasi sama tim). Tapi lebih baik hindari situasi ini dari awal.

Kesimpulan: Pilih Alat yang Tepat untuk Pekerjaan yang Tepat

Jadi, git merge vs git rebase, mana yang lebih bagus? Jawabannya: tergantung situasi dan kebutuhan. Nggak ada yang absolut lebih baik.

  • Pakai git merge kalau kamu butuh integritas histori, kerja di branch shared/publik, atau pengen cara yang aman dan non-destruktif. Ini adalah pilihan default yang aman.

Pakai git rebase kalau kamu pengen histori yang bersih dan linear, terutama buat merapikan commit di branch lokal kamu sebelum* dibagikan (push/PR). Ingat selalu aturan emas: jangan rebase branch publik!

Memahami perbedaan fundamental dan kapan waktu terbaik buat pakai masing-masing perintah ini bakal bikin kamu jadi developer yang lebih efektif dan kolaborator yang lebih baik di tim. Sekarang, kamu udah punya bekal buat naklukin integrasi kode di Git. Selamat mencoba dan happy coding!